Kalkun merupakan unggas ordo Galliformes genus Meleagris yang pertama kali di temukan di Amerika oleh orang Eropa. Nama Turkey sendiri didapat dari kesalahpahaman orang eropa tadi yang salah mengenalinya sebagai burung asal Afrika Numida meleagris yang juga dikenal sebagai "ayam turki" karena diimpor dari Eropa Tengah melalui Turki. Sedangkan untuk nama Kalkun sendiri didapat dari ejaan bahasa belanda "Kalkoen" yang diambil dari nama kota "Kalikut" di India.
Kalkun betina lebih kecil dan warna bulu kurang berwarna-warni
dibandingkan kalkun jantan. Sewaktu berada di alam bebas, kalkun mudah
dikenali dari rentang sayapnya yang mencapai 1,5-1,8 meter.
Kalkun merupakan hewan yang unik, karena mereka memiliki kemampuan "Aseksual", yakni kemampuan untuk bereproduksi tanpa kontribusi dari pejantan. Meskipun demikian, anakan yang lahir ke dunia karena proses aseksual tadi lebih rentan terhadap penyakit dan hampir semuanya jantan.
Pemeliharaan ayam kalkun biasanya diperuntukkan sebagai ayam hias, namun tidak semua jenis kalkun cocok untuk dijadikan ayam hias. Jenis kalkun yang populer dijadikan sebagai ayam hias yakni jenis Bourbon Red Turkey, Narragansett Turkey, Blue Slate Turkey, Royal Palm Turkey, dan Ocellated Turkey. Sebagai ayam hias, tentunya jenis-jenis kalkun tadi memiliki harga yang fantastis, apalagi mengingat kalkun masih belum populer di kalangan masyarakat. Penulis pernah mendengar info, satu ekor kalkun jenis Bourbon Red Turkey dewasa bisa mencapai harga 2,5-3 juta.
Selain dipelihara sebagai ayam hias, akhir-akhir ini di Indonesia ayam kalkun dipelihara untuk di konsumsi. Kebanyakan jenis ayam kalkun yang diperlihara untuk dikonsumsi dari jenis Kalkun Bronze. Kalkun jenis ini selain merupakan jenis kalkun pedaging yang baik, daging kalkun ini empuk dan lunak, serta memiliki serat halus dan memiliki tulang yang tidak keras. Kalkun memiliki nilai ekonomis yang bisa dibilang tinggi, satu ekor kalkun dewasa bisa berkisar antara 300-400 ribu.
Posted by Unknown in Sejarah Kalkun
Powered by Blogger.